Thursday, July 12, 2007

pengaruh mozart

Beberapa tahun yang lalu, kira-kira tahun 1997, terdengar kabar pengaruh musik Mozart pada kecerdasan anak. Terapinya sederhana, anak yang mendengarkan musik tsb selama 10 menit per hari akan mendapati peningkatan tingkat kecerdasan (intelegensia). Bahkan terapi ini katanya bisa dilakukan bahkan pada anak selagi masih dikandungan. Dasarnya adalah beberapa argumen bahwa sensor bayi yang pertama kali tumbuh adalah telinga.

Thesis ini malah sudah beredar dalam bentuk buku misalnya dari Don Campbell. Tahun 2002 ia menerbitkan buku yang bertajuk "The Mozart Effect for Children: Awakening Your Child's Mind, Health, and Creativity with Music". Buku ini didasari pada satu pertanyaan besar:

“Can music make your child more intelligent?”
Buku tersebut memberi beberapa argumentasi yang cenderung mendukung statement bahwa mendengar musik dapat meningkatkan kecerdasan.
a
Lalu apa yang kemudian terjadi di Indonesia. Tak pelak, beberapa orang tua yang rame-rame memperdengarkan musik tsb pada anak-anaknya. Beberapa sekolah juga ikut-ikutan menyetel musik tsb pada saat kegiatan belajar. Tapi mari sejenak memperhatikan sebagian pendapat ahli yang lain. Ini penting sehingga informasi yang diterima bisa ditimbang dengan benar.
"There's no evidence that just listening to music has any effect at all" said Dr. Alexandra Lamont from University of Keele.
Dr Alexandra Lamont menambahkan, "It's only ever been looked at in adults, but all the people who jumped on it have tried to say, 'Ooh we should do it with kids, we should do it with babies, we should do it with unborn babies.' There's no evidence that just listening to music, not learning to play an instrument, has any effect at all with children or with babies." [*].
Secara pribadi pertanyaan saya sederhana saja... bukankah setiap pribadi itu unik. Tidak semua orang dewasa suka musik klasik, misalnya saya. Jika pernyataan ini boleh di traced back secara linear akan menjadi: tidak semua anak suka musik klasik. Lalu apa yang terjadi jika sang anak tidak suka musik klasik? Atau dari mana kita tahu sang anak suka musik klasik? Menerapkan atau percaya satu metode untuk tumbuh kembang anak rasanya seperti seorang montir memaksa mengganti busi pada mobil yang mogok. Padahal mobil mogok bukan hanya karena busi yang sudah tua.
a
Terbersit juga pikiran saya, kok tidak banyak ya yang mencoba mencari metoda supaya anak menjadi lebih shaleh,... ah sayang memang keshalihan tidak bisa diukur. Eit... tetapi tunggu dulu, bagaimana kalau ahli pendidikan anak mengembangkan metoda supaya anak bisa lebih bertanggung jawab, supaya anak bisa lebih mencintai sesama dan alam raya, supaya anak lebih senang berlaku disiplin, supaya anak lebih senang jujur dan membenci yang sebaliknya, supaya anak lebih suka pada kebersihan diri dan lingkungan... Please, who want to try and to be the first?

1 comment:

Unknown said...

saya kurang percaya pak kalo
musik mozart bisa mencerdaskan anak,,,