Saturday, July 14, 2007

ampuni hamba ya Allah

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.


Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.


Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.


Ya Allah Gusti, nyuwun pangaksami
Sampun dangu kulo... ninggalke agami,
infak, shadaqah lan kitab suci.
Nyuwun tuntunan Illahi Rabbi.

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.

Ya Allah Gusti... Kang damel jagad.
Kathah bilahi kawulo sambat.
Punopo coba... punopo laknat.
Istighatsah lah maos sholawat.

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.

Ya Allah Gusti...
Kang Moho Tartil...
Paringo imam jujur lan adil.
Negoro aman songko wong jahil.
Agomo adoh akale kancil.

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.

Astaghfirullah Rabb-al Barayaa.
Astaghfirullah min-al Khataayaa.

--- Cak Nun ---
Seandainya kita sempat... diberi peluang... oleh Allah, dikasih biaya... untuk keliling dunia, menyusur benua-benua, pulau-pulau, lautan dan semua dataran maupun gunung... di seluruh permukaan bumi ini. Atau paling tidak kalau pada suatu hari kita bertemu dengan saudara-saudara kita sesama manusia yang berasal dari daerah-daerah yang bermacam-macam, tanyakan kepadanya.

Apakah di negerinya... ada tanah sesubur tanah negeri kita. Apakah ada bumi... yang bagaikan ibu hamil yang subur sebagaimana bumi nusantara kita.
Tanyakan kepada mereka, apakah ada matahari... yang sesumringah matahari republik Indonesia.
Tanyakan kepada mereka apakah ada rerumputan... yang riang gembira sebagaimana rerumputan di padang-padang kita.
Tanyakan kepada mereka tentang kembang-kembang, bunga-bunga, pepohonan, angin..., dan apa saja. Apakah ada yang seindah Indonesia, apakah ada yang sesubur Indonesia.
Apakah ada yang sedahsyat Indonesia di dalam memantulkan rahmat dan barokah Allah swt.

Betapa cintanya Allah kepada kita, betapa sayangnya Allah kepada bangsa kita..., betapa beruntungnya kita dilahirkan di bumi ini.

Jadi kenapa sampai krisis seperti ini. Kenapa sampai kacau begini negeri kita. Kenapa kita berebut makanan, berebut kekuasaan, berebut apa saja seolah-olah kita adalah bangsa yang sangat miskin... padahal kita adalah bangsa yang sangat kaya raya.

Atau mungkin kita menjadi sangat malas karena sudah tersedia apa pun saja di negeri ini. Dan tiba-tiba... kita menjumpai diri kita bertengkar satu sama lain... Bahkan berbunuhan satu sama lain, memusnahkan satu sama lain, menidakkan satu sama lain, membenci satu sama lain.... Kenapa?

Apa yang salah dengan sistem budaya kita... Apa yang salah dengan sistem akal fikiran kita, sistem politik kita..., demokrasi kita..., dan lain sebagainya. Apa yang salah...

Apakah kita bersedia untuk melihat bahwa memang ada kesalahan-kesalahan... yang sedang kita lakukan. Saya yakin... sebagaimana suburnya tanah dan tanam-tanaman di negeri ini, Allah juga memberi rahmat kita berupa kesuburan kecerdasan di akal kita... dan kesuburan cinta di dalam hati kita.

Akan tetapi masalahnya kita bukan nggak punya ilmu untuk menyelesaikan masalah.
Kita bukan tidak punya metode untuk mengurangi bentrokan-bentrokan.
Kita bukan tidak punya solusi untuk mengakhiri kerusuhan-kerusuhan dan pembunuhan-pembunuhan.

Masalahnya adalah... Kita mau atau tidak.

Kita bersedia atau tidak untuk mengubah diri kita agar supaya tidak terus menerus di atas udara negeri ini terlantunkan secara batiniah tembang-tembang kematian... kematian... kematian.

Ditulis ulang dari syair Emha (Cak Nun). Sumber [*].

Tembang Kematian oleh Ki Sudrun.
----------
Kawruhono (ketahuilah)
Dununging wong urip puniki (darimana dan akan kemana orang hidup ini)
Lamun...n benjang yen wus palas..tro... (kalau nyawa sudah lepas dari raga)
Wong mati... nyandi parane... (orang meninggal kemana pergi/tujuannya?)

Umpamakno... peksi mabor (ibaratkan burung terbang)
meksah saking...kurunganadi.... (yang lepas dari sangkarnya)

Umpamakno wong lungo sonjo (ibaratkan orang yang bepergian jauh)
Janji manjan wong sonjo wajibe mulih (pasti akan pulang)
Mulih neng ngisor semboojaa.. (kembali di bawah pohon kamboja).

Sumber [*].

Note: Beberapa karya Cak Nun lain yang apik:
1. Tembang kematian.
2. Ya ampun.
3. Lir-ilir.
4. Hijrah dari kegelapan.

No comments: